Jumat, 12 Juni 2015

SAINS DAN ISLAM

KEMAJUAN SAINS DAN PERADABAN MANUSIA
DI DUNIA BARAT DAN ISLAM
I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Perkembangan sains dan teknologi yang mengantarkan dunia pada era globalisasi dan informasi, disamping memberikan kemakmuran dan kemudahan bagi umat manusia, juga tidak menghadirkan tidak sedikit persoalan yang pelik, kompleks, dan multidimensi. Masalah-masalah rumit diberbagai bidang kehidupan di abad 21 ini, menurut individu untuk memiliki ketangguhan dan kemampuan berpikir kritis dan menganalisis, mengevaluasi dan mencari alternatif penyelesaian atas masalah yang dihadapi. Selain itu, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimasa kini dan masa mendatang, menurut individu memiliki literasi sains dan teknologi yang memadai. 

1.2 Rumusan Masalah
          Dari uraian latar belakang diatas ditemukan beberapa rumusan masalah, yaitu :
1.        Bagaimana kemajuan sains di dunia Barat dan Islam ?
2.        Bagaimana implikasi kemajuan Sains Barat dan Islam terhadap Peradaban manusia ?

1.3 Tujuan
          Adapun beberapa tujuan dalam pembuatan makalah ini sabagai berikut :
1.  Menjelaskan kemajuan sains di dunia Barat dan Islam
2. Menjelaskan bagaimana implikasi kemajuan Sains Barat dan Islam terhadap peradaban manusia 

II. Pembahasan
A.    Kemajuan Sains di dunia Barat dan Islam
Awal perkembangan sains dalam Islam tidak bisa dipisahkan dari sejarah ekspansi dakwah  “futuh al-buldan” Islam itu sendiri. Seyyed Hossein Nasr: ‘kemunculan sains di dunia Islam dan Eropa Barat’ memang ada masa pemindahan, namun ada juga masa pengunyahan, pencernaan dan penyerapan, yang juga berarti penolakan. Tidak pernah ada sains yang diserap ke dalam sebuah peradaban tanpa penolakan sedikitpun.
Kaum muslim pun terdorong untuk mempelajari dan memahami tradisi intelektual negeri-negeri yang ditaklukkannya; seperti penerjemahan karya-karya ilmiah dari bahasa Yunani (Greek) dan Suryani (Syriac) ke dalam Bahasa Arab. Misalnya, Ibn al-Muqaffa’ (w.ca. 759M) dan Yahya ibn Khalid ibn Barmak (ca. 803M). Menurut pakar sejarah sains dari universitas Harvard, Profesor Abdel Hamid Sabra, gerakan penerjemahan tersebut di atas mewakili fase pertama dari tiga tahap Islamisasi sains: fase peralihan atau akuisisi, fase penerimaan atau adopsi, fase assimilasi dan naturalisasi. Fase kematangan ini berlangsung kurang lebih 500 tahun lamanya, diantara beberapa ‘dampak’ kemajuannya:
  1. Al-Battani (w. 929 M) mengoreksi dan memperbaiki system astronomi Ptolemy, karyanya pun dipakai sebagai salah satu bahan rujukan oleh Kepler dan Copernicus.
  2. Dalam bidang Fisika Ibn Bajjah (w. 1138) mengantisipasi Galileo dengan kritiknya terhadap teori Aristoteles dll.
Faktor-faktor yang telah memungkinkan dan mendorong kemajuan sains di dunia Islam pada saat itu antara lain sebagai berikut. Pertama, kemurnian dan keteguhan dalam mengimani, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam. Kedua, adanya motivasi agama. Iqra’, a-fala yarawna, a-fala yanzhuruna, siru fi l-ardi dll. Ketiga, adalah faktor social politik. Factor lainnya adalah factor ekonomi, sehingga dulu mereka bisa membangun istana-istana megah, perpustakaan-perpustakaan besar ataupun sejumlah rumah sakit. Factor lainnya lagi adalah dukungan politis dari penguasa.
Ada beberapa fakta milik Islam yang sengaja ‘disembunyikan’ dalam sejarah-sejarah umum, karena hasil-hasil karya ilmiah yang ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan muslim beberapa abad sebelumnya, tetapi para ilmuwan tersebut lebih memilih untuk menyembunyikan karya-karya mereka dan pada akhirnya ilmuwan dari Eropa-Amerika mengklaim bahwa mereka adalah ilmuwan-ilmuwan yang paling berjasa dalam karya-karya ilmiah tersebut. Dari diantaranya:
Konsep karantina kedokteran, ilmu geografi, jam mekanik, fakultas kedokteran, pesawat terbang, teori aljabar dan logaritma dalam matematika, ilmu astronomi (falak), lensa kaca, etnografi, kerosin (minyak bumi), kertas, kaca&cermin, optic, candu untuk anesthesia, pelaksana eksperimen besar pertama di dunia (Al-Biruni), artileri, meriam, anesthesia dengan perantara narkotika yang direndam pada spon, mesiu dan mikroskop, mesin cetak, dll.
Penemuan-penemuan tersebut diatas umumnya dituliskan pertama kali ditemukan sekitar abad renaissance (14-17 H), tapi faktanya hasil-hasil karya ilmiah tersebut sudah ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan muslim beberapa abad sebelumnya, tapi ‘mereka’ menyembunyikan fakta ini dan mengklaim ilmuwan-ilmuwan yang berjasa dalam karya-karya ilmiah tersebut adalah ilmuwan Eropa-Amerika.
B.     Implikasi Kemajuan Sains Barat dan Islam terhadap Peradaban Dunia
Ilmu-ilmu yang diajarkan dalam agama Islam bagi umat manusia adalah sebuah harta karun yang sangat menarik dan didambakan oleh semua pihak, tidak terkecuali pihak non-Muslim. Pada tahun 1213 di Eropa berdirilah sebuah universitas pertama mereka yaitu Universitas Paris dan pada akhir abad pertengahan disusullah pendirian 18 universitas lainnya di Eropa. Di universitas-universitas tersebut diajarkan pula ilmu-ilmu dari ilmuwan Islam seperti, ilmu falak, filsafat, kedokteran, yang diadopsi dari universitas Islam.
Pemuda Eropa dahulu memang banyak yang menuntut ilmu di universitas Islam di Spanyol seperti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada, dan Salamanca. Saat belajar, mereka bukan hanya sekadar duduk dan mendengarkan, tetapi mereka juga aktif menerjemahkan buku-buku buah karya para intelektual Muslim. Sepulangnya mereka ke negerinya, mereka pun mendirikan sekolah dan universitas yang sama.
Berkat kerja keras mereka mengadopsi dan menerapkan khazanah keilmuan Islam, akhirnya muncullah tunas-tunas baru sarjana keilmuan Barat yang dibanggakan masyarakat Eropa. Petrus Alfonsi salah satunya. Ia adalah seorang sarjana Eropa yang dahulunya menggeluti ilmu kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol. Ketika selesai belajar dan kembali ke negerinya, Inggris, ia dipercaya oleh Raja Henry I untuk menjadi dokter pribadinya. Selain itu, bekerjasama dengan Walcher, ia juga dipercaya untuk menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan ilmu yang didapatkannya di Spanyol.
Berikut beberapa kontribusi intelektual Muslim dalam peradaban dunia di berbagai bidang:
1. Astronomi
Astronomi atau ilmu falak adalah salah satu bidang ilmu yang paling digemari oleh para ilmuwan Muslim selain matematika. Hal ini disebabkan karena kedua bidang ilmu tersebut sangat mendukung peribadatan Islam, seperti dalam menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan, hari raya Idul Fitri, hari raya Idul Adha, dan sebagainya. Di antara para ahli astronomi Muslim yang tersohor adalah: al-Biruni, al-Battani (ia termasuk dalam 20 besar ahli astronomi penting dunia), Abul Wafa (penemu kemiringan bulan), Hassan Ibn Haitam (penemu optik yang menjadi dasar teropong Roger Bacon dan Kepler), dan lainnya. Dalam metode ilmu falak saat ini, sering terjadi perbedaan dalam penentuan kalender islam kendalaya adalah ormas-ormas Islam cenderung tetap menggunakan metode dan kriteria masing-masing dan belum sepakat dengan kriteria yang dijadiakn acuan bersama. Masalah penentuan awal bulan kalender Islam banyak menimbulkan perbedaan dalam penetapannya. Perbedaan penetapan awal bulan tersebut berdampak pada pecahnya rasa kebersamaan dan menggangu kekhusyuan umat islam dalam beribadah, seperti berbeda dalam menentukan kapan ramadhan, syawal, dan zulhijjah yang berdampak pada bulan-bulan lain. Lebih parahnya, perbedaan tersebut juga berimbas pada wilayah lain seperti aspek politis, ekonomis, dan sosiologis. Dan pada akhirnya ditemukan jawaban bahwa konsep kalender islam masih terkendala pada garis tanggal kamariah antar bangsa yang bersifat tidak menetap setiap bulannya. Kondisi ini berbeda dengan garis tanggal kalender masehi yang menggunakan penanggalan matahari. Garis tanggal dalam kalender ini disepakati pada bujur 180°. Pendefinisian masalah hari untuk memulai tanggal satu dalam kalender islam juga masih terkesan rancu, selama ini pergantian hari pada kalender masehi dimulai pukul 00.00, sedangkan dalam kalender hijriah dimulai setelah magrib.

2. Matematika
Ilmu matematika dalam bahasa Arab disebut aljabar (perhitungan), sedangkan istilah algoritme adalah berasal dari nama penemunya yaitu al-Khawarizmi, yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Musa bin Khawarizmi. Ia merupakan salah satu ahli matematika Muslim terkenal di masa khalifah al-Ma’mun. Ia  menulis buku aljabar.

3. Fisika
Ilmu fisika juga berhubungan erat dengan ilmu astronomi. Sehingga karya-karya tentang optik yang ditemukan oleh Hassan Ibn Haitam (965-1039 M) dijadikan dasar bagi bangunan ilmu fisika, yakni dasar bagi Bacon dan Kepler dalam penemuan teropong, teleskop maupun mikroskop dan dasar dari fotografi.

4. Kimia
Meskipun bangsa Yunani telah mengenal sejumlah zat kimia, namun mereka tidak tahu apa-apa mengenai subtansi unsur-unsur zat kimia, seperti: alkohol, asam sulfur, maupun asam nitrat. Orang Arablah yang menemukan itu semua, yang bersamaan dengan penemuan potasium, asam amoniak, nitrat perak, dan merkuri. Maka, tidak heran jika berbagai istilah penting dalam kimia juga berasal dari bahasa Arab, seperti; alkohol, alembrik, alkali, dan kimia itu sendiri. Salah satu ilmuwan Muslim yang membidangi kimia adalah Abu Musa Jakfar al-Kufi.

5. Ilmu Hayat
Dalam bidang ilmu hayat, bangsa Arab tidak berpuas diri dengan hasil dari penerjemahan karya-karya bangsa Yunani. Bangsa Arab pun melakukan kajian dan observasi sendiri secara intensif. Sehingga tidak heran jika mereka berhasil memperkaya daftar macam-macam tumbuhan yang tercantum dalam “Daftar Dioscorides” yang berisi sekitar 2000 spesies. Farmapodia atau sejenis ensiklopedia tetumbuhan obat yang disusun bangsa Arab Muslim berisi berbagai macam tumbuhan dan bahan-bahan obat yang belum dikenal bangsa Yunani, seperti: kaper, daun senna, tamarin, kasia, dan mauna.

6. Ilmu Kedokteran
Salah seorang ahli kedokteran Muslim yang sangat terkenal di dunia Barat adalah Abu Ali al-Hussein bin Abdallah ibn Sina, yang lebih dikenal sebagai Ibnu Sina atau Avicenna. Bukunya yang berjudul al-Qanun fi at-Tib atau petunjuk tentang kedokteran. Buku tersebut berisi tentang lima hal, yaitu fisiologi, kebersihan, patologi, pengambilan terapi, dan materi pengobatan.
Selain itu Ibn Zohr juga merupakan salah seorang ahli kedokteran yang terkenal karena dialah yang telah memperkenalkan aspek hukum dalam observasi bidang kedokteran. Ia juga menemukan kekuatan dari jenis penyakit tertentu.
Kemudian Ibn Nafis dari Siria yang pada tahun 1289 telah berhasil mempertontonkan sistem sirkulasi darah secara akurat, tiga ratus tahun sebelum Servert, seorang dokter kebangsaan Portugis yang selama ini dianggap sebagai penemu pertama.
7. Filsafat
Ibn Sina atau Avicenna juga merupakan seorang ahli filsafat. Ia telah membentuk sistem keilmuan dan pandangan filsafat skolastiknya secara gamblang, maksud dari filsafat skolastik itu sendiri adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah, atau bisa juga dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama yaitu ajaran atau sekolahan. Kata skolastik menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9 s/d 15 yang mempunyai corak khusus yaitu filsafat yang dipengaruhi agama. 4 Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk. Adapun karya-karya utamanya antara lain Kitab al-Shifa (Buku Penyembuhan), dan Kitab al-Isharat wa’l Tanbihat (Pegangan Bagi Pengajaran dan Peringatan).
Upaya penerjemahan karya-karyanya dimulai sejak abad XII dan semenjak itu para pemikir Arab mulai mewarnai pikirannya sesuai apa yang diterapkan oleh Ibnu Sina. Sementara itu Abdul Wahid Muhammad Ibn Rushd atau Averroes dalam banyak hal lebih berpengaruh ketimbang Avicenna, berkat bukunya yang mengomentari karya filsafat Aristoteles.

8. Sastra
Para ilmuwan Muslim juga memberikan kontribusi yang besar terhadap dunia Barat di bidang sastra. Hal ini terbukti dari hasil kajian Asian Palacios atas karya-karya surealism dalam Islam dan atas buku La Devina Comedia karya Dante Aleghery yang menyimpulkan bahwa Dante telah mendapat pengaruh yang besar dari karya mistik Muhyidin ibn Arabi maupun penyair buta Abul Ala al-Maari. Sedangkan novel bernilai filsafat dari Ibn Tufail, Hayy ibn Yaqzan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Edward Pococke pada tahun 1671 dan buku inilah yang mengilhami Daniel Defoe dengan kisahnya Robinson Crusoe.

9. Geografi dan Sejarah
Masyarakat Arab dikenal gemar mengarungi pulau maupun benua untuk berdagang. Karena itu mereka harus menguasai geografi maupun sejarah setiap kawasan yang akan dijelajahi. Hal inilah yang menjadi latar belakang untuk menekuni ilmu-ilmu geografis maupun sejarah. Dalam bukunya yang berbahasa Inggris berjudul Golden Pastures, Hasan Ali al-Masudi memaparkan gambaran lengkap tentang setiap negeri yang pernah dikunjunginya pada pertengahan abad ke-10. Bahkan sejarah menunjukkan bahwa selama lebih dari tiga abad para ahli kartografi Eropa senantiasa mengutip karya-karya geografi Muslim, seperti karya Nasrudin Tusi maupun hasil observasi al-Koshaji yang telah berhasil menuyusun hasil petualangannya di Cina dan mengoreksi perhitungan garis lintang bumi maupun ukuran bumi.
Sedangkan di bidang sejarah, Ibn Miskawaih merupakan seorang sejarawan Muslim terkenal yang meninggal pada tahun 1030. Dalam bukunya yang berjudul Tajarib al-Umam (Pengalaman Bangsa), ia memaparkan kisah sejarah tentang  Persia dan Arab sampai dengan masa hidupnya dan menyatakan bahwa penyerbuan Arab atas Persia telah terjadi sejak jauh sebelum Islam lahir.
10. Sosiologi dan Ilmu Politik
Ibn Khaldun (1332-1406 M) merupakan pemikir filsafat sosiologi dan sejarah yang terkenal dalam peradaban Islam. Salah satu bukunya yang disebut sebagai Prolegomena membahas refleksi umum sejarah manusia dan berbagai macam peradaban manusia sebagai hasil dari perbedaan iklim, kehidupan kaum pengembara maupun yang telah menetap dan istiadat atau latar belakang peradaban yang berbeda, termasuk kelembagaan sosial, ilmu pengetahuan dan seni yang mereka kembangkan.
Sementara, al-Farabi menulis buku yang sangat terkenal tentang filsafat politik yang berjudul al-Madinatul Fadhilah. Dalam buku tersebut, ia menyatakan bahwa pemimpin suatu negara harus mampu memberikan jaminan agar penduduknya mencapai kehidupan yang sejahtera baik di dunia maupun di akhirat. Untuk itu negara harus dipimpin oleh seorang kepala negara yang memiliki kualitas sempurna, yakni: 1) tinggi kecerdasannya; 2) kuat ingatan; 3) fasih berbicara; 4) rajin bekerja; 5) sederhana; 6) luhur budi; 7) adil; 8) teguh pendirian, dan 9) konsisten.
11. Arsitektur dan Seni Rupa
Arsitektur Muslim tampak dalam bentuk istana maupun masjid yang gemerlapan yang di kemudian hari berpengaruh pada seni bangunan gereja pada abad pertengahan di Eropa. Seperti pengaruh arsitektur masjid di Cordova terhadap gereja katedral Notre Dane du Puy dalam wujud lengkungan susun tiga, cuping ganda, lengkungan sepatu kuda maupun unsur dua warna yang merupakan ciri masjid di Cordova.

12. Musik
Seorang musikus Muslim bernama Abul Hasan Ali Ibn Nafis atau sering dipanggil Ziriyab telah mendirikan konservatorium musik-musik Andalusia. Sejak itu teori musik mulai dikembangkan oleh al-Farabi, yang menulis Kitab al-Musiki (Pegangan Musik). Dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmu matematika dan fisika para penulis musik mampu memberi penjelasan secara ilmiah tentang suara dan bagaimana mendorong pembuatan instrumen musik lebih lanjut, seperti gitar, seruling, tambur, prototipe piano, organ dan sebagainya.  

 III Penutup
a. Kesimpulan
Dari data diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Awal perkembangan sains dalam Islam tidak bisa dipisahkan dari sejarah ekspansi dakwah  “futuh al-buldan” Islam itu sendiri. Seyyed Hossein Nasr: ‘kemunculan sains di dunia Islam dan Eropa Barat’ memang ada masa pemindahan, namun ada juga masa pengunyahan, pencernaan dan penyerapan, yang juga berarti penolakan. Tidak pernah ada sains yang diserap ke dalam sebuah peradaban tanpa penolakan sedikitpun. Faktor-faktor yang telah memungkinkan dan mendorong kemajuan sains di dunia Islam pada saat itu antara lain sebagai berikut. Pertama, kemurnian dan keteguhan dalam mengimani, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam. Kedua, adanya motivasi agama. Iqra’, a-fala yarawna, a-fala yanzhuruna, siru fi l-ardi dll. Ketiga, adalah faktor social politik. Factor lainnya adalah factor ekonomi, sehingga dulu mereka bisa membangun istana-istana megah, perpustakaan-perpustakaan besar ataupun sejumlah rumah sakit. Factor lainnya lagi adalah dukungan politis dari penguasa. Adapun beberapa kontribusi intelektual Muslim dalam peradaban dunia di berbagai bidang, antara lain astronomi, matematika, fisika, kimia, ilmu hayat, ilmu kedokteran, filsafat, sastra, geografi dan sejarah, sosiologi dan ilmu politik, arsitektur, seni rupa, dab yang terakhir musik.

b. Saran
          Kami menyadari bahwa pembuatan makalah kami ini  masih banyak sekali  kekurangan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca semua demi perbaikan makalah kami selanjutnya.  





Daftar Pustaka
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, editor : Lihhiati, Ed.1, cet.1 (Jakarta: Amzah, 2009)

Ansary, Abdou Filali, Pembaharuan Islam : dari mana dan hendak ke mana?, terj. Machasin, (Bandung : Mizan, 2009)

Depdikub RI., Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
Dr. Syamsuddin Arif, Orientalis & Diabolisme Pemikiran. Jakarta: Gema Insani Press, 2008.
Karim, M. Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. 2 (Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2009)

Mansur, Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta : Global Pustaka Utama, 2004)

Nakosteen, Mehdi, Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barata, Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam, terj. Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah, cet. 2, (Surabaya : Risalah Gusti, 2003)
Nasr, Seyyed Hossein, Islam : Agama, Sejarah, dan Peradaban, (Surabaya : Risalah Gusti, 2003)
Sardar Ziauddin, Sains, Teknologi dan Pembangunan di Dunia Islam. Kuala Lumpur: Syarikat Dian Sdn Bhd, 1981.